Jumat, 19 Oktober 2012
Senin, 06 Agustus 2012
Selasa, 29 Mei 2012
PETUNJUK PEMBUATAN
BIOFUNGISIDA TRICHODERMA sp.
Nama :
BIOFUNGISIDA TRICHODERMA sp.
Nama :
BIOFUNGISIDA Trichoderma sp.
Aktivitas Spektrum :
Aktivitas Spektrum :
- Trichoderma koningii :
Mengendalikan penyakit Jamur Akar Putih (JAP) pada tanaman Karet.
- Trichoderma harzianum :
Mengendalikan penyakit busuk pangkal batang pada tanaman Lada juga efektip
Mengendalikan penyakit Jamur Akar Putih (JAP) pada tanaman Karet.
- Trichoderma harzianum :
Mengendalikan penyakit busuk pangkal batang pada tanaman Lada juga efektip
terhadap Jamur Patogen tular tanah lainnya.
Fisik : Butiran / Serbuk
Warna : Kehijauan
CARA PEMBUATAN
1. Bahan
Fisik : Butiran / Serbuk
Warna : Kehijauan
CARA PEMBUATAN
1. Bahan
- Beras
- Bekatul
- Bibit Trichoderma sp.
- Serbuk Gergaji
- Lembaran Plastik
2. Alat
- Bekatul
- Bibit Trichoderma sp.
- Serbuk Gergaji
- Lembaran Plastik
2. Alat
- Kompor
- Dandang / Panci
- Ember dan lain-lain
3. Cara Membuat
- Serbuk gergaji, dedak, beras dicampur dengan perbandingan 6:1:2,
- Dandang / Panci
- Ember dan lain-lain
3. Cara Membuat
- Serbuk gergaji, dedak, beras dicampur dengan perbandingan 6:1:2,
kemudian dilembabkan dengan air.
- Kukus media campuran tadi dengan dandang selama lebih kurang 3 jam
- Dinginkan media dengan cara menghamparkan didalam balai plastik
- Buat larutan/suspensi dari bibit Trichoderma sp 7,5 gr / 150 gr/ air.
- Inukulasikan larutan Trichoderma dengan cara memercikan pelarutan ini
- Kukus media campuran tadi dengan dandang selama lebih kurang 3 jam
- Dinginkan media dengan cara menghamparkan didalam balai plastik
- Buat larutan/suspensi dari bibit Trichoderma sp 7,5 gr / 150 gr/ air.
- Inukulasikan larutan Trichoderma dengan cara memercikan pelarutan ini
pada media yang telah dingin.
- Tutup media dengan plastik yang transparan / tembus cahaya
- Setelah lebih kurang 7 hari media sudah siap dipergunakan di lapangan
CARA PENYIMPANAN
Simpan ditempat yang kering, tidak kena air dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.
DOSIS PEMAKAIAN
Untuk Tanaman Karet :
- Bibit di Polybag : 25 gr/polybag
- Tanaman Muda : 100 gr/pohon
- Tanaman Dewasa : 150 gr/pohon
PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Aplikasi pengendalian / penyebaran hendaknya pada musim hujan
2. Biofungisida dicampurkan pada tanah pengisi polybag karet atau dicampur
- Tutup media dengan plastik yang transparan / tembus cahaya
- Setelah lebih kurang 7 hari media sudah siap dipergunakan di lapangan
CARA PENYIMPANAN
Simpan ditempat yang kering, tidak kena air dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.
DOSIS PEMAKAIAN
Untuk Tanaman Karet :
- Bibit di Polybag : 25 gr/polybag
- Tanaman Muda : 100 gr/pohon
- Tanaman Dewasa : 150 gr/pohon
PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Aplikasi pengendalian / penyebaran hendaknya pada musim hujan
2. Biofungisida dicampurkan pada tanah pengisi polybag karet atau dicampur
pada tunas fungisi lubang tanaman
3. Untuk tanaman dilapangan biofungisida ditaburkan pada tanah disekeliling leher
3. Untuk tanaman dilapangan biofungisida ditaburkan pada tanah disekeliling leher
akar tanaman karet yang terserang penyakit, dengan jarak kira-kira :
- Untuk tanaman Karet 50-70 cm
- Untuk tanaman Lada 30-40 cm
- Untuk tanaman Panili 20-25 cm
4. Tutup kembali akar yang telah di isi dengan Trichoderma ini, ditambah dengan seresah
- Untuk tanaman Karet 50-70 cm
- Untuk tanaman Lada 30-40 cm
- Untuk tanaman Panili 20-25 cm
4. Tutup kembali akar yang telah di isi dengan Trichoderma ini, ditambah dengan seresah
dan bahan organik tanah lainnya.
5. Apabila Trichoderma diaplikasikan pada lahan yang lebih Basa (PH tanah lebih dari 6)
5. Apabila Trichoderma diaplikasikan pada lahan yang lebih Basa (PH tanah lebih dari 6)
maka untuk mendorong pertumbuhannya diperlukan serbuk Belerang dengan dosis
permulaan disesuaikan dengan keasaman tanahnya, untuk tindakan preventif
sebaiknya diberikan dosis 50 gr/pohon ditabur dalam lingkaran dari leher akar.
EVALUASI PEMAKAIAN
Evaluasi dilakukan 1 (satu) minggu sampai 3 (tiga) bulan setelah aplikasi.
Penyembuhan tanaman ditandai dengan :
1. Hilangnya Rizomosph JAP yang menempel pada kulit akar
2. Pulihnya luka pada akar / leher akar.
3. Adanya pertumbuhan akar serabut disekitar leher akar atau ujung akar yang tadinya
EVALUASI PEMAKAIAN
Evaluasi dilakukan 1 (satu) minggu sampai 3 (tiga) bulan setelah aplikasi.
Penyembuhan tanaman ditandai dengan :
1. Hilangnya Rizomosph JAP yang menempel pada kulit akar
2. Pulihnya luka pada akar / leher akar.
3. Adanya pertumbuhan akar serabut disekitar leher akar atau ujung akar yang tadinya
sudah rusak.
Oleh :
Balai Perlindungan Perkebunan dan Pengawasan Benih
Dinas Perkebunan Provinsi kalimantan Tengah.
Oleh :
Balai Perlindungan Perkebunan dan Pengawasan Benih
Dinas Perkebunan Provinsi kalimantan Tengah.
PETUNJUK
TEKNIS
PEMBUATAN
PESTISIDA NABATI / BOTANI
PENDAHULUAN
Sampai
saat ini pengguna pestisida sintetis untuk pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) masih cukup tinggi.
Pengguna pestisida sintetis yang kurang bijaksana dapat menimbulkan
resistensi hama,
resurjensi dan pencemaran lingkungan.
Dampak negatif penggunana pestisida sintentis tersebut harus dihindari
atau diusahakan sekecil mungkin.
Pengendalian
Hama Terpadu (PHT) merupakan salah satu usaha pembangunan biang perkebunan yang
berwawasan lingkungan. Penggunanaan
pestisida merupakan alternatif terakhir apabila metode pengendalian yang lain
hasilnya kurang memuaskan. Setiap
tindakan yang dilakukan dalam PHT harus dipertimbangkan aspek ekologis,
ekonomis dan sosiologis. Pemanfaatan
pestisida Nabati/Botani merupaka alternatif yang dapat dilaksanakan untuk
pengendalioan OPT khususnya hama
tanaman perkebunan.
Jenis
tumbuhan yang mengandung bahan aktif pestisida yang dapat dimanfaatkan untuk
insektisida nabati antara lain Tuba, Nimba Tembakau, Lengkuas, Serai, Gadung
dan Daun Sirsak. Ekstrak bahan-bahan
tersebut dapat digunakan untuk mengendalikan hama
belalang, hama
yang menyerang pembibitan dan jamur pada tanaman perkebunan lainnya.
TUJUAN
1. Pengembangan
pemanfaatan isektisida nabati yang mendukung usaha pelestarian lingkungan yang
berkelanjutan.
2. Eksplorasi
sumber daya lokal untuk pengendalian hama
dan penyakit.
3. Meningkatkan
pengentahuan teknis petugas dalam menghadapi gangguan hama dan penyakit.
4. Meningkatkan
kemampuan petani dalam pengelolaan usahatani terutama dalam mengatasi gangguan hama penyakit.
SASARAN
1. Pengembangan
insektisida nabati hingga dikenal, dipahami dan dimanfaatkan petani.
2. Tersedianya
insektisida yang siap pakai untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman.
TEKNIK
PELAKSANAAN
1. Bahan
Pestisida Gadung, Tuba, Brotowali dan Sirih (Gatubrotemsi).
Bahan
:
- Gadung 1 kg
- Tembakau 1 ons
- Akar Tuba 1 potong
- Daun Sirih 1 genggam
- Brotowali 1 kg.
Cara Membuat :
- Gadung dikupas, dicuci dan diparut.
- Tuba dan Brotowali dipotong dan ditumbuk.
- Daun Sirih diremas-remas dan ditambah
dengan 3 liter air.
- Tembakau dipotong-potong dan ditumbuk.
- Semua dicampur, dimasukan ke dalam panci
dan direbus hingga mendidih, didinginkan dan disaring.
- Larutan siap digunakan dengan dosis 50-60
cc/tangki (14 liter)
Kegunaan
:
Pengendalian Ulat, Walang Sangit, Kepinding
Tanah dan Belalang.
2. Pembuatan
Pestisida Nimba, Lengkuas dan Serai (Balengse)
Bahan
:
- Daun Nimba 8 Kg
-
Lengkuas 6 Kg
- Serai 6 Kg
- Sabun Colek/Detergen 20 Gram
- Air 20 Liter
Cara Membuat :
- Daun Nimba, Lengkuas dan Serai
dihaluskan.
- Bahan-bahan yang telah dihaluskan
dilarutkan dalam 20 liter air.
- Didiamkan selama satu malam
- Larutan selanjutnya disaring dan
diencerkan dengan 50 liter air.
- Larutan siap diaplikasi untuk 1 Ha lahan.
Kegunaan
:
Pengendalian Hama dan Penyakit tanaman
perkebunan.
3. Pembuatan Pestisida Daun Sirsak
dan Tembakau (Sirtem)
Bahan :
- Daun Sirsak 50 Lembar
- Tembakau 1 Genggam
- Air 20 Liter
- Sabun Colek/Detergen 20 Gram
Cara Membuat :
- Daun Sirsak dan Tembakau ditumbuk halus.
- Bahan dicampur dengan air dan diaduk
hingga rata.
- Didiamkan selama satu malam
- Larutan selanjutnya disaring dan
diencerkan dengan 50 Liter air.
- Larutan siap diaplikasi untuk 1 Ha lahan.
Kegunaan :
Pengendalian Hama Belalang dan Ulat
Oleh :
Balai
Perlindungan Tanaman Perkebunan dan Pengawasan Benih
Dinas
Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah
Langganan:
Postingan (Atom)