Selasa, 29 Mei 2012

PETUNJUK PEMBUATAN
BIOFUNGISIDA TRICHODERMA sp.


Nama    :

 BIOFUNGISIDA Trichoderma sp.

Aktivitas Spektrum    :

-    Trichoderma koningii :
     Mengendalikan penyakit Jamur Akar Putih (JAP) pada tanaman Karet.

-    Trichoderma harzianum :
      Mengendalikan penyakit busuk pangkal batang pada tanaman Lada juga efektip    
      terhadap Jamur Patogen tular tanah lainnya.

Fisik       :    Butiran / Serbuk
Warna    :    Kehijauan


CARA PEMBUATAN

1. Bahan
     -    Beras
    -    Bekatul
    -    Bibit Trichoderma sp.
    -    Serbuk Gergaji
    -    Lembaran Plastik

2. Alat
     -    Kompor
    -    Dandang / Panci
    -    Ember dan lain-lain

3. Cara Membuat

     -    Serbuk gergaji, dedak, beras dicampur dengan perbandingan 6:1:2,
          kemudian dilembabkan dengan air.
     -    Kukus media campuran tadi dengan dandang selama lebih kurang 3 jam
     -    Dinginkan media dengan cara menghamparkan didalam balai plastik
     -    Buat larutan/suspensi dari bibit Trichoderma sp 7,5 gr / 150 gr/ air.
     -    Inukulasikan larutan Trichoderma dengan cara memercikan pelarutan ini
          pada media yang telah dingin.
    -    Tutup media dengan plastik yang transparan / tembus cahaya
    -    Setelah lebih kurang 7 hari media sudah siap dipergunakan di lapangan

CARA PENYIMPANAN

Simpan ditempat yang kering, tidak kena air dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.

DOSIS PEMAKAIAN

Untuk Tanaman Karet :
-    Bibit di Polybag        :      25 gr/polybag
-    Tanaman Muda         :    100 gr/pohon
-    Tanaman Dewasa    :    150 gr/pohon

PETUNJUK PENGGUNAAN

1. Aplikasi pengendalian / penyebaran hendaknya pada musim hujan

2. Biofungisida dicampurkan pada tanah pengisi polybag karet atau dicampur
    pada tunas fungisi lubang tanaman

3. Untuk tanaman dilapangan biofungisida ditaburkan pada tanah disekeliling leher
    akar tanaman karet yang terserang penyakit, dengan jarak kira-kira :
    - Untuk tanaman Karet  50-70 cm
    - Untuk tanaman Lada  30-40 cm
    - Untuk tanaman Panili 20-25 cm

4. Tutup kembali akar yang telah di isi dengan Trichoderma ini, ditambah dengan seresah
    dan bahan organik tanah lainnya.

5. Apabila Trichoderma diaplikasikan pada lahan yang lebih Basa (PH tanah lebih dari 6)
    maka untuk mendorong pertumbuhannya diperlukan serbuk Belerang dengan dosis
    permulaan disesuaikan dengan keasaman tanahnya, untuk tindakan preventif
    sebaiknya diberikan dosis 50 gr/pohon ditabur dalam lingkaran dari leher akar.

EVALUASI PEMAKAIAN

Evaluasi dilakukan 1 (satu) minggu sampai 3 (tiga) bulan setelah aplikasi.
Penyembuhan tanaman ditandai dengan :

1. Hilangnya Rizomosph JAP yang menempel pada kulit akar
2. Pulihnya luka pada akar / leher akar.
3. Adanya pertumbuhan akar serabut disekitar leher akar atau ujung akar yang tadinya
    sudah rusak.

Oleh :
Balai Perlindungan Perkebunan dan Pengawasan Benih
Dinas Perkebunan Provinsi kalimantan Tengah.

PETUNJUK TEKNIS
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI / BOTANI

PENDAHULUAN

Sampai saat ini pengguna pestisida sintetis untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) masih cukup tinggi.  Pengguna pestisida sintetis yang kurang bijaksana dapat menimbulkan resistensi hama, resurjensi dan pencemaran lingkungan.  Dampak negatif penggunana pestisida sintentis tersebut harus dihindari atau diusahakan sekecil mungkin.

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan salah satu usaha pembangunan biang perkebunan yang berwawasan lingkungan.  Penggunanaan pestisida merupakan alternatif terakhir apabila metode pengendalian yang lain hasilnya kurang memuaskan.  Setiap tindakan yang dilakukan dalam PHT harus dipertimbangkan aspek ekologis, ekonomis dan sosiologis.  Pemanfaatan pestisida Nabati/Botani merupaka alternatif yang dapat dilaksanakan untuk pengendalioan OPT khususnya hama tanaman perkebunan.

Jenis tumbuhan yang mengandung bahan aktif pestisida yang dapat dimanfaatkan untuk insektisida nabati antara lain Tuba, Nimba Tembakau, Lengkuas, Serai, Gadung dan Daun Sirsak.  Ekstrak bahan-bahan tersebut dapat digunakan untuk mengendalikan hama belalang, hama yang menyerang pembibitan dan jamur pada tanaman perkebunan lainnya.

TUJUAN

1.  Pengembangan pemanfaatan isektisida nabati yang mendukung usaha pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
2.  Eksplorasi sumber daya lokal untuk pengendalian hama dan penyakit.
3.  Meningkatkan pengentahuan teknis petugas dalam menghadapi gangguan hama dan penyakit.
4.  Meningkatkan kemampuan petani dalam pengelolaan usahatani terutama dalam mengatasi gangguan hama penyakit.

SASARAN

1.  Pengembangan insektisida nabati hingga dikenal, dipahami dan dimanfaatkan petani.
2.  Tersedianya insektisida yang siap pakai untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman.

TEKNIK PELAKSANAAN

1. Bahan Pestisida Gadung, Tuba, Brotowali dan Sirih (Gatubrotemsi).

    Bahan  :
    - Gadung 1 kg
    - Tembakau 1 ons
    - Akar Tuba 1 potong
    - Daun Sirih 1 genggam
    - Brotowali 1 kg.

    Cara Membuat  :
    - Gadung dikupas, dicuci dan diparut.
    - Tuba dan Brotowali dipotong dan ditumbuk.
    - Daun Sirih diremas-remas dan ditambah dengan 3 liter air.
    - Tembakau dipotong-potong dan ditumbuk.
    - Semua dicampur, dimasukan ke dalam panci dan direbus hingga mendidih, didinginkan dan disaring.
    - Larutan siap digunakan dengan dosis 50-60 cc/tangki (14 liter)

    Kegunaan  :
    Pengendalian Ulat, Walang Sangit, Kepinding Tanah dan Belalang.

2. Pembuatan Pestisida Nimba, Lengkuas dan Serai (Balengse)

    Bahan  :
    - Daun Nimba 8 Kg
    - Lengkuas 6 Kg
    - Serai 6 Kg
    - Sabun Colek/Detergen 20 Gram
    - Air 20 Liter

    Cara Membuat  :
    - Daun Nimba, Lengkuas dan Serai dihaluskan.
    - Bahan-bahan yang telah dihaluskan dilarutkan dalam 20 liter air.
    - Didiamkan selama satu malam
    - Larutan selanjutnya disaring dan diencerkan dengan 50 liter air.
    - Larutan siap diaplikasi untuk 1 Ha lahan.
   
    Kegunaan  :
    Pengendalian Hama dan Penyakit tanaman perkebunan.

3. Pembuatan Pestisida Daun Sirsak dan Tembakau (Sirtem)

    Bahan  :
    - Daun Sirsak 50 Lembar
    - Tembakau 1 Genggam
    - Air 20 Liter
    - Sabun Colek/Detergen 20 Gram
   
    Cara Membuat  :
    - Daun Sirsak dan Tembakau ditumbuk halus.
    - Bahan dicampur dengan air dan diaduk hingga rata.
    - Didiamkan selama satu malam
    - Larutan selanjutnya disaring dan diencerkan dengan 50 Liter air.
    - Larutan siap diaplikasi untuk 1 Ha lahan.
   
    Kegunaan  :
    Pengendalian Hama Belalang dan Ulat

Oleh :
Balai Perlindungan Tanaman Perkebunan dan Pengawasan Benih
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah